ab: Apa yang membuatmu memutuskan untuk belajar di Fukuoka?

Waktu akan pergi belajar ke Jepang, saya bimbang antara Osaka yang pernah saya kunjungi dan saya senangi, atau ke Fukuoka. Setelah mencari-cari informasi, biaya hidup di Fukuoka yang murah, relatif tidak padat penduduk dan banyak objek alami, dan saya dengar juga banyak orang Thailand di sana, akhirnya saya memilih Fukuoka. Di sini ada banyak tempat wisata dan makanannya enak-enak, jadinya saya happy di sini!

ab: Sebelum berangkat ke sini, bagaimana cara kamu mengumpulkan info tentang Fukuoka?

Pertama-tama saya Googling dalam bahasa Thailand, lalu saya mencari ulang dengan bahasa Inggris yang lebih banyak kenanya, saya mengumpulkan berbagai informasi detail seperti makanan khas "mentaiko," harga sewa apartemen, kisaran upah kerja sambilan, dan sebagainya. Saya dengar dari teman yang belajar di sebuah sekolah di Oita, katanya "Fukuoka itu banyak yang asyik, lho!"

ab: Kalau ada rekomendasi cara belajar bahasa Jepang, boleh dong di-share!

Saya belajar menggunakan buku "Minna no Nihongo" yang terdiri atas tiga jilid, dari pemula (shokyu) sampai menengah (chukyu). Lalu, saya juga mengasah kemampuan berbahasa Jepang di restoran tempat kerja sambilan saya, melalui komunikasi dengan pemilik restoran, chef, dan para pelanggan. Selain itu, pergi main bersama teman orang Jepang untuk tahu budaya negara ini pun, menurutku adalah suatu cara belajar yang menyenangkan.

ab: Apa yang membuatmu senang dengan sekolah tempat kamu belajar saat ini?

Saat ini, saya tengah belajar membuat kue dan camilan di sebuah sekolah kejuruan (senmon gakko) di Kota Fukuoka. Meski hanya ada 2-3 orang murid internasional, para guru di sini perhatian dan mengajar kami dengan baik. Teman-teman sekelas pun saling tolong menolong dalam belajar. Lalu, belum lama ini saya mendapat penghargaan di sebuah kontes membuat camilan!

ab: Seperti apa tempat tinggalmu sekarang?

Saat belajar di sekolah bahasa Jepang (sebelum lanjut ke sekolah kejuruan), saya tinggal di asrama yang sudah dilengkapi furnitur. Setelah lulus dari sana, saya pindah ke sebuah kamar apartemen kecil dengan loft (serambi/ruangan kecil di atas ruang utama). Kamar mandi (ofuro) dan toiletnya terpisah. Kisaran harga sewa tempat tinggal di Fukuoka tidak terlalu mahal.

ab: Berapa kira-kira anggaran living-cost kamu tiap bulan?

Waktu tinggal di asrama, sewanya termasuk listrik, pemanas, dan Wi-Fi sekitar 50 ribu yen. Saya pakai AC di musim panas dan musim dingin, jadi tagihan listrik lumayan mahal. Untuk makan, saya terkadang masak sendiri dan kadang makan di luar, jadi sekitar 40 ribu yen. Karena saya memelihara dua ekor hamster, ada biaya untuk makanan dan mainan hewan, tapi secara keseluruhan, dalam sebulan pengeluaran saya tidak sampai 100 ribu yen.


ab: Dibandingkan dengan negara asalmu, apa sih yang bikin kamu merasa "Wah, murah!" atau "Aduh, mahal!" di Jepang?

Yang bikin saya kaget karena mahal adalah buah-buahan! Jeruk dan apel mahal, dan tak perlu bicara soal semangka, melon, apalagi anggur kyoho. Sebaliknya, untuk make-up dan vitamin serta suplemen, di Jepang lebih murah dibandingkan kalau beli di Thailand.

ab: Apa yang paling membuatmu kaget di Jepang/Fukuoka? (maknan, perbedaan budaya, dll.)

Yang sangat sangat membuat kaget adalah, bahwa teh di Jepang itu tidak manis! Di Thailand, teh itu biasanya manis, tapi mungkin itu sebenarnya trik agar orang-orang bisa tetap melek di daerah panas. Satu lagi yang membuat saya kaget adalah betapa senangnya orang Jepang ber-karaoke. Awalnya saya malu untuk bernyanyi, tapi sekarang sudah lumayan bisa!

ab: Apa hal-hal terkait Jepang yang sedang kamu gandrungi?

Saya ketagihan makan roti di Jepang yang, beda dengan di Thailand, terasa lembut dengan cita rasa ringan! Saya kerap mencari video resep membuat roti dan menjajalnya di rumah. Lalu, saya juga ketagihan dengan sushi di Jepang. Di sini kita bisa menikmati sushi yang segar dengan harga yang bersahabat, jadi saya dengan teman makan sushi 2-3 kali dalam sepekan.

ab: Apa yang menurutmu asyik di Fukuoka?

Sekarang saya sudah tinggal selama empat tahun di Fukuoka. Bertamasya itu asyik, ya! Fukuoka sendiri merupakan kota yang modern, dengan banyak pusat perbelanjaan, jadi belanja pakaian di sini menyenangkan. Lalu, banyak juga keindahan alamnya, bisa pergi ke laut maupun taman-taman. Saya senang membuat o-bento (bekal makanan) lalu pergi piknik dengan teman♪



ab: Apa tempat di Fukuoka yang kamu senang sudah bisa datangi?

Fukuoka Tower yang saya kunjungi saat field trip sekolah sangat berkesan bagi saya. Meski tidak setinggi tower yang ada di Tokyo, di situ kita bisa memandangi laut dan kota di Fukuoka secara keseluruhan. Orang-orang di Fukuoka sangat ramah dan baik, saya pun mengambil banyak foto dengan teman-teman, pokoknya sangat membekas dalam ingatan.

ab: Waktu pulang ke negaramu nanti, apa yang ingin kamu beli dan bawa pulang dariFukuoka? Oleh-oleh seperti apa yang akan kamu berikan kepada keluarga dan teman?

Saya belum pulang ke Thailand sejak wabah Covid mulai merebak, tapi dulu saya membawa oleh-oleh terkai mentaiko yang merupakan kegemaran saya. Selain itu, saya juga membelikan vitamin dan suplemen untuk kerabat.

ab: Tolong tunjukkan satu foto di Fukuoka yang jadi favoritmu!

Saya senang bermain crane grame (mesin capit/catcher) berhadiah boneka, meski di Thailand ini tidak terlalu populer. Orang-orang di Jepang itu suka dengan nuigurumi (boneka, khususnya jenis plush dan stuffed-animals), ya! Foto ini diambil oleh teman di Tenjin. Saya berhasil mendapatkan boneka kucing ini di sebuah game center, waktu itu rasanya senang sekali!