Manga "Shingeki no Kyojin ATTACK ON TITAN" yang sangat fenomenal dan berdampak besar pada pembacanya, kini akhirnya dibuat dalam film live-action! Beberapa tokoh kreatif dan inovatif Jepang yang ahli dalam bidangnya seperti Hajime Isayama (penulis), Shinji Higuchi (sutradara) dan Katsuro Onoue (sutradara spesial efek "Tokusatsu") bekerja sama dengan aktor dan aktris terbaik Jepang dalam pembuatan film ini seperti Haruma Miura yang berperan sebagai Eren, salah satu karakter protagonis dalam cerita ini.

Film pertama (vol. 1) serial film "Shingeki no Kyojin ATTACK ON TITAN" yang dibuat bersamaan dengan sukuelnya mendapat sambutan yang luar biasa sejak hari pertama ditayangkan pada 1 Agustus yang lalu di Jepang. Film ini bercerita tentang dunia yang berada di ambang kehancuran, dunia yang awalnya penuh damai berubah menjadi dunia yang kacau balau penuh pertempuran antara umat manusia dan Titan. Kisah selengkapnya diungkap dalam film keduanya yang telah dirilis di Jepang pada 19 September lalu! Film live-action yang sekaligus menjadi proyek besar dalam dunia perfilman Jepang ini mendapat perhatian yang besar baik dari Jepang maupun dunia, karena itu pastikan kamu juga menonton film ini dan jadilah bagian dari pengalaman yang luar biasa ini!

©2015 映画「進撃の巨人」製作委員会 ©諫山創/講談社
[Awal Mula Proyek]
Komik "Shingeki no Kyojin ATTACK ON TITAN" karya Hajime Isayama yang memenangkan Kodansha Manga Awards in 2011 untuk kategori Shonen telah menjadi komik serial dalam Bessatsu Shonen Magazine sejak tahun 2009, menceritakan kisah tentang dunia yang menakutkan. Sejak itu ada banyak perusahaan produksi, termasuk perusahaan film dan televisi yang bersaing memperebutkan hak cipta untuk memfilmkan manga populer ini.

Pada musim gugur tahun 2012, telah diputuskan bahwa film adaptasi ini akan disutradarai oleh Shinji Higuchi. Sutradara Higuchi sudah menaruh perhatian pada cerita ini dari awal, sejak masih dalam bentuk komik. “Waktu komik volume 2 keluar, saya sangat terkesan dan terbawa oleh gambit Titan yang besar dan terlihat seperti manusia di sampulnya. 3-D Maneuver Gear yang digunakan para karakter untuk melawan Titan membuat mereka terlihat seperti setengah manusia dan setengah robot juga menarik perhatian saya. Ada semacam kombinasi dari berbagai faktor yang belum pernah saya lihat sebelumnya yang membuat saya sangat tertarik pada serial ini. Jadi, singkatnya, dua hal yang membuat saya tertarik adalah karakter raksasa (Titan) dan 3-D Maneuver Gear. Selain itu, karena saya punya ketertarikan yang besar pada “Kaiju (monster)”, saya ingin melihatnya dalam film live-action, dan kalau bisa saya ingin menjadi sutradaranya.

Waktu itu, Sutradara Higuchi memutuskan untuk menggunakan sejenis system hybrid VFX. Menggunakan computer grafis dan aktor manusia untuk menggambarkan Titan, dan tokusatsu (sejenis special effect Jepang yang menggunakan miniatur), juga efek fisik yang menggunakan sejumlah orang untuk memerankan Titan dalam jumlah yang besar, seperti Bunraku (Pertunjukan tradisonal Jepang menggunakan wayang/boneka yang digerakkan oleh manusia)

“Sebenarnya sangat mungkin menciptakan Titan hanya dengan menggunakan computer grafis, tapi kami ingin membuat raksasa yang mengerikan secara fisik yang akan membekas di kepala penonton. Kami memutuskan untuk menggunakan aktor manusia saat kami kurang yakin apakah sebaiknya kami menyelesaikan ini dengan komputer grafis saja. Ada kemungkinan kami kurang merasa puas dengan hasilnya kalau hanya menggunakan komputer grafis, karena itu kami memutuskan untuk memakai orang dengan make up sebagai tambahan dan kami yakin dengan ini kami akan bisa membuat karakter Titan terlihat lebih nyata. Kami menguji metode ini pada musim panas tahun 2013 dan saat itu kami sangat yakin dan percaya diri dengan hasilnya. Dua orang yang berperan sebagai Titan dalan uji coba waktu itu juga muncul dalam film ini.

Physical effects seperti Bunraku digunakan untuk mengoperasikan Titan dalam film ini memakai special effect yang digunakan Sutradara Higuchi dalam film pendeknya tahun 2012 "Kyoshinhei Tokyo ni Arawaru" sebagai referensi. Saat proses pengambilan keputusan metode apa yang akan dipakai untuk visual effect, Sutradara Higuchi tiba-tiba mendapat ide untuk menggunakan Pulau Hashima (dikenal juga dengan Gunkanjima atau pulau Kapal Perang) di Nagasaki, sebuah tempat yang pernah ia kunjungi beberapa tahun yang lalu, sebagai lokasi yang cocok untuk shooting film live-action "Shingeki no Kyojin ATTACK ON TITANS"

Sejak Era Meiji sampai Era Showa, Gunkanjima adalah sebuah pertambangan batu bara bawah laut yang kaya. Setelah ditutup pada tahun 1974, kota itu mengalami kerusakan total dan di antara reruntuhan ini Sutradara Higuchi melihat sebuah lokasi yang menggambarkan cerita dalam manga ini, manusia tinggal terpojok tanpa ada jalan keluar. Dari ide ini seluruh proses pembuatan film berlangsung.