Nihon no Matsuri (selanjutnya disebut NNM) adalah festival tahunan kebudayaan Jepang yang diselenggarakan oleh mahasiswa Universitas Telkom dibawah naungan UKM Nippon Bunka Bu. Pada tahun 2018 ini, penyelenggaraan NNM memasuki tahun ke-11 dengan menggabungkan kebudayaan tradisional dan pop culture Jepang.

Penyelenggaraan NNM sudah dimulai sejak bulan Januari 2018 lewat “NNM Goes to School”, berupa kegiatan roadshow pengajaran kebudayaan Jepang (Bahasa, shuuji, origami, dll) ke beberap SMA di kota Bandung. Dilanjutkan dengan Pra Event pada tanggal 24 Februari melalui pawai kebudayaan Jepang dan launching maskot NNM, dan NNM Competition & Got Talent berupa kompetisi kebudayaan (seperti cosplay, seiyuu, merakit Gunpla, cover sing & dance, dll).

Sedangkan acara puncak NNM digelar selama 2 hari pada tanggal 21-22 April 2018 bertempat di Telkom University Convention Hall, Bandung. Dengan mengambil tema “Ai to Kibou no Gekijou (Theater of Love and Hope)”, acara puncak NNM dibagi menjadi Exhibition dan Festival. Lokasi penyelenggaraan terbagi di 2 area indoor dan outdoor. Di bagian indoor pengunjung bisa membeli sejumlah merchandise, berfoto mengenakan yukata, mengikuti aneka games di sejumlah booth sponsor maupun komunitas. Di tempat ini juga terdapat mini stage yang menampilkan berbagai pertunjukkan dari finalis kompetisi kebudayaan. Tak hanya itu, pengunjung pun bisa menguji nyali dengan menikmati wahana Obake House atau menikmati hidangan di Maid dan Butler Café.

Sedangkan di bagian outdoor tempat main stage berada, acara lebih difokuskan pada sejumlah performance dari bintang tamu, yang dipandu oleh MC Nana dan Ghaida (ex-JKT48). Siang hari acara diisi dengan penampilan tari tradisional Jepang dan martial art, dan memasuki sore hari acara semakin meriah dengan penampilan sejumlah band bintang tamu seperti Lunatic Tokyo, Thousand Sunny, Henohenomoheji, Quincy, grup idol asal Bandung Kirari, dll.
NNM 11 berakhir meriah dengan dihadiri total lebih dari 12 ribu pengunjung selama 2 hari penyelenggaraan, membuktikan tingginya minat masyarakat Bandung pada kebudayaan Jepang.