Sepanjang tanggal 17-27 Juni 2022, The Japan Foundation, Jakarta mengadakan pameran siluman dari Jepang bertajuk “Yokai Parade: Supernatural Monsters from Japan” yang bertempat di Bentara Budaya Jakarta.

Pameran ini telah berkeliling dunia sejak tahun 2021, dan Indonesia menjadi negara kelima yang berkesempatan memamerkan karya-karya tersebut setelah sebelumnya berkeliling di Slovenia, Italia, Rusia dan Turki. Selain penyelenggaraan di Jakarta, Yokai Parade juga akan menyambangi kota Surabaya mulai tanggal 13 Juli - 2 Agustus 2022 bertempat di Institut Teknologi Sepuluh Nopember.


Yokai Parade memperkenalkan budaya, karya seni tentang makhluk-makhluk supranatural dari Jepang sejak zaman Kamakura (1185-1333) hingga sekarang. Yokai yang berarti “makhluk halus atau siluman” adalah bagian dari cerita rakyat Jepang, konon legenda pertama kali ditemukan yokai sudah ada sejak 1000 tahun lebih yang lalu.



Di pameran ini, pengunjung bisa mendapat cerita yang lebih detail mengenai yokai-yokai yang populer seperti Kappa, Nurikabe, Rokurokubi, Nuppeppo, Oiwa, Warai Hannya, Nine Tail Fox, Night Parade of One Hundred Demons, dan yang baru-baru ini populer pada masa pandemi: Amabie.

Dalam pameran Yokai Parade, yokai diceritakan melalui gulungan gambar, Nishiki-e (cetak balok kayu berwarna) dari zaman Heian (794-1185 M), serta beragam media, patung, mainan, dan film.




Yokai Jepang telah muncul dalam berbagai cerita sebagai karakter yang mengekspresikan kekuatan supranatural, berfungsi untuk menanamkan kejutan dan ketakutan pada orang-orang. Setelah itu, seiring perkembangan teknologi perlahan membawa perubahan pada kehidupan masyarakat, yokai tampaknya berangsur-angsur menjadi tidak terlalu ditakuti dan dipandang sebagai sosok yang lebih menawan dan ramah. Masyarakat Jepang juga masih memiliki budaya menikmati kaidan (cerita hantu) di musim panas, dengan youkai terlihat mendominasi layar televisi dan teater di seluruh negeri. Pameran ini berfokus pada “popularisasi” yokai dan mengundang pemirsa untuk menjelajahi dunia misteri mereka yang mendalam.

Pameran ini sebagian besar terdiri dari replika berkualitas baik. Salah satu bagian yang cukup menarik adalah adanya fitur AR (Augmented Reality) di beberapa karya seni, yang apabila di-scan AR Code-nya, akan muncul cerita tentang yokai tersebut. (Dept. Editorial: Ajeng)