icon Pengendalian penyakit menular Novel COVID-19 diberlakukan di setiap daerah.
Untuk info terkait event dan status operasional toko, silahkan cek official website yang bersangkutan.

asianbeat Website pop-culture multilingual

  • facebook
  • twitter
  • Instagram

ZERO TOYS, museum mainan vintage di kota Bandung(2/2)

  |  Next

Wawancara bersama Aldo, pendiri Zero Toys

Zero Toys
Aldo, pendiri Zero Toys

Aldo lahir di Bandung tanggal 31 Maret dan merupakan lulusan S1 Manajemen Universitas Padjajaran. Berprofesi sebagai props artist. Memiliki toko mainan dan museum mainan yang berawal dari hobi mengumpulkan mainan. Berikut bincang-bincang singkat bersama Aldo mengenai Zero Toys:

Apakah Zero Toys berhubungan dengan hobi Aldo sendiri?

Pada saat mendirikan Zero, saat itu saya menyukai Gundam, sedang suka-sukanya dan aktif merakit serta mengecat plamo. Saat itu bepikir membuat toko mainan harus ada Gundam. Jika ditanyakan hobi saya, saya hobi mengumpulkan mainan, tapi saya merasa dari hobi itu bisa nyambung ke profesi lain. Saya senang membuat model dan diorama, lalu saya bertemu dengan orang advertising dan film, lalu malah mendapatkan job untuk membuat miniatur dan props. Akhirnya saya mendapatkan pekerjaan yang penghasilannya bisa digunakan sebagai kolektor mainan.

Apa rencana ke depan untuk museum mainan ini?

Saat ini, museum ini lebih kepada refleksi hobi yang saya tekuni. Jadi orang bisa datang dan melihat tanpa harus membayar. Tapi ke depannya saya berharap bisa menjadi museum yang memadai dengan menggunakan sound system, lengkap dengan sejarah dokumentasi, hingga tempat ini layak dijual sebagai tempat wisata. Yang ingin dicapai tahun 2017 adalah mengembangkan tempat ini dengan membangun menjadi gedung 3 lantai, jadi areanya bisa lebih luas 3 kali lipat, dan bisa display koleksi dengan lebih enak dibandingkan saat ini.

Menurut Aldo, ketertarikan orang Indonesia terhadap mainan lebih banyak terpengaruh oleh Jepang atau Amerika?

Kalau tahun 80-an lebih banyak terpengaruh oleh Jepang karena saat itu banyak film anime robot dan tokusatsu Jepang yang menjadi tontonan anak-anak saat itu. Saat itu anak-anak terkesima dengan berbagai hal yang diperlihatkan karena memang belum pernah melihat yang seperti itu. Sekarang pun pengaruh Jepang masih besar, sementara mainan Jepang dan Amerika itu selalu saingan. Malah sekarang lebih melebur, seperti produsen mainan Jepang seperti Bandai sudah mulai membuat karakter-karakter Amerika, begitu juga produsen mainan Amerika sudah membuat karakter-karakter Jepang.

Bagaimana ceritanya bisa mengumpulkan mainan sebanyak ini?

Satu-satu sih. Awalnya area museum ini hanya sebagai galeri kecil untuk memajang koleksi mainan sambil berusaha melengkapi koleksi yang sudah ada. Awalnya hanya 2 etalase, lama-lama jumlah koleksi semakin banyak dan jadi seperti sekarang. Ada 3 cara yang biasa saya lakukan untuk mendapatkan mainan-mainan ini. Yang pertama adalah dari old stock dari toko-toko. Yang lama dari cara ini adalah merayu pemiliknya supaya mau membongkar gudang. Untuk yang ini seringkali mendapatkan mainan dalam kondisi mint. Yang kedua adalah dapat dari gudang seorang kolektor, jadi meminta dia untuk membongkar gudangnya untuk mencari mainan yang sekiranya sudah tidak digunakan lagi, nah yang ini seru petualangannya. Yang ketiga adalah sering-sering hunting di forum dan event mainan.

Zero Toys

Alamat: Jl. Sunda no 39A, Bandung
Jam buka: 10:00 ~ 20:00
Tiket masuk: gratis

Profile

ADITYA RAIADITYA RAI
Kelahiran kota Bandung, Indonesia.
Lulusan jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung. Seorang pemuda yang tumbuh dengan pengaruh game, anime, manga, idol, dan tokusatsu yang banyak memberikan inspirasi bagi dirinya. Dikenal juga sebagai salah satu orang yang pertama kali memperkenalkan dan menyebar luaskan anime di kota Bandung. Pernah menempati posisi wakil pemimpin redaksi majalah ANIMONSTER dan pemimpin redaksi majalah GAMESTATION. Saat ini menjalankan DOKI DOKI STATION sebagai media dan online shop yang dipercaya di kalangan komunitas di Indonesia.

Mengenai Doki Doki Station
Doki Doki Station pertama kali terbentuk pada tahun 1999 dan beroperasi sebagai online shop pada tahun 2000. Pada tahun 2010, Doki Doki Station mengembangkan diri sebagai media dan e-commerce yang bergerak di bidang kebudayaan pop Jepang. Selain menjual barang-barang original dari Jepang, Doki Doki Station juga bergerak sebagai media yang memberikan informasi-informasi yang tidak terbatas pada kebudayaan pop Jepang, tetapi juga mengenai Jepang pada umumnya.
  |  Next

WHAT’S NEW

EDITORS' PICKS

  • This is Fukuoka
  • Interview Now
  • WFS
  • オタクマップ
  • HOT SPOTS

PRESENTS

Semua informasi hadiah asianbeat Present Campaign!
  • Okasaki Miho, Kumada Akane, MindaRyn
  • ◆ Winner announced! Menangkankartu yang telah ditandatangani oleh Aoyama Yoshino dan Suzushiro Sayumi!
  • Okasaki Miho, Kumada Akane, MindaRyn
  • ◆ Winner announced! Menangkankartu yang telah ditandatangani oleh Okasaki Miho, Kumada Akane, dan MindaRyn!
  •  That Time I Got Reincarnated as a Slime the Movie Guren no Kizuna-hen
  • ◆ Winner announced! Menangkan Movie "Tensura" official acrylic smartphone stand dan Rimuru eco bag!