Perjalanan pulang ke Jakarta juga merupakan momen paling seru sekaligus momen paling sedih menurut saya. Saya sedih karena pada akhirnya saya harus kembali pada “kenyataan”, hidup di Jakarta dengan segala kesibukan yang menyertainya. Selain itu, pada akhirnya saya harus meninggalkan kota Fukuoka. Namun momen ini juga menjadi momen paling seru dan menantang dimana saya harus pulang sendiri menggunakan pesawat dan berinteraksi dengan banyak orang sendiri.

Pesawat yang saya tumpangi terbang sekitar jam 1 siang waktu Jepang. Jadi, pagi sebelum ke airport, saya masih sempat untuk mengunjungi kebun yang ada di hotel tempat saya menginap. Sebuah kebun yang tertata dengan sangat rapi, penuh nuansa hijau yang membuat hati terasa begitu tenang dan tentram. Saya pun sempat berfoto di taman itu dengan menggunakan yukata. Setelah mempersiapkan barang-barang, meminum kopi yang nikmat, akhirnya kami harus bertolak ke bandara untuk mengantar kepulangan saya kembali ke Jakarta. Sebelum boarding, pun saya sempat mencicipi enaknya rasa udon di sebuah restoran di Fukuoka Airport.

Pada intinya, kunjungan selama 4 hari 3 malam di Fukuoka telah membuat saya jatuh cinta kepada kota itu. Jatuh cinta dengan segala yang ada di sana. Jalannya yang tidak pernah macet, pedestriannya yang selalu ramai pejalan kaki, kotanya yang tenang, masyarakatnya yang hangat dan ramah, makanan-makanannya, semua itu cukup untuk membuat saya jatuh cinta pada kota ini. Bukan berlebihan atau melebih-lebihkan, namun begitulah kenyataannya hati ini berbicara. Berkat kunjungan ini saya menjadi semakin yakin ingin melanjutkan S2 dimana. Tidak lain tidak bukan, ya di kota ini. Fukuoka.