Sekitar 5 tahun yang lalu, website yang di kelola oleh pemerintah prefektur Fukuoka, "asianbeat", mengundang saya ke Fukuoka, dan dari perjalanan selama 1 tahun, saya menulis artikel mengenai pengalaman selama disana di dalam kolom “That’s why I love you Fukuoka.”. Ini juga pertama kalinya saya terinspirasi untuk menulis buku di Fukuoka yang berjudul “Koko ga Daisuki na Basho”(Tempat Favoritku) yang diterbitkan di Thailand.

Ketika itu, Fukuoka dan Kyushu masih tidak begitu dikenal di Thailand, jadi apapun aspek yang saya tulis, itu akan menjadi hal yang baru bagi para pembaca di Thailand. Setelah beberapa tahun, Fukuoka menjadi dikenal di Thailand. Sekarang sudah banyak sekali info turis yang tersedia untuk kami, tetapi saya merasa beruntung karena bisa mendapat kesempatan untuk kembali lagi dan menulis tentang hal yang jarang diketahui di Fukuoka.

Pada saat menulis artikel di kolom baru ini, saya memberitahu staff asianbeat bahwa saya ingin mengunjungi daerah-daerah pinggiran dari Fukuoka dan melihat tempat-tempat yang biasanya tidak dikunjungi oleh wisatawan. Staff tersebut sangat mendukung permintaan saya dan ketika mereka mengirimkan daftar tempat yang saya bisa kunjungi, saya sangat senang dan tidak sabar untuk memulai perjalanan saya. Orang lain mungkin akan berpikir yang berbeda, tetapi tempat-tempat ini menarik bagi saya. Tempat-tempat ini mungkin saja kecil tetapi mereka di penuhi oleh pesona dan tempat-tempat ini adalah tempat yang membuat orang-orang yang hanya dengan melihatnya menjadi semangat untuk mengunjunginya.

Saya cukup beruntung karena bisa melihat banyak tempat pada perjalanan saya kali ini. Mungkin saya tidak sanggup untuk menulis tentang semua tempat yang telah saya kunjungi, jadi saya membagi perjalanan saya menjadi enam bagian. Bagian pertama dari perjalanan saya dimulai dengan “Okawa. Kota Kayu”

Selama beratus-ratus tahun, Okawa telah dikenal sebagai kota yang terkenal dengan produksi perabot kayu - Saya diberitahu bahwa Okawa bahkan masuk dalam lima besar negara di industri ini. Hal yang menarik adalah tidak ada daerah perhutanan di Okawa, jadi kebanyakan kayu yang dipakai datang dari Kota Hita di prefektur tetangga, Oita, dimana mereka menyatukan (dengan cara diikat) semua material menjadi rakit-rakit kayu dan mengirim rakit-rakit ini ke Okawa melalui sungai Chikugo.